Rabu, 24 Desember 2014

Farewell


Jumpa dan pisah.

Dua kata yang bertautan. Awalnya kita bersua. Mengenal, mempelajari pola, belajar memahami, dan kita mampu menciptakan rasa 'sayang'. Bahkan tak hanya itu. Kita belajar lebih dari pertemuan itu. Rasa memiliki dan berbagi satu sama lain. Persaudaraan layaknya seorang kaka dan adik tercipta di sana. Perhatian layaknya seorang ibu terhadap anaknya yang tak henti saling diberikan. Canda, tawa, dan air mata sudah menjadi saksi setiap kisah yang kita lalui bersama. Pelukan yang menghangatkan sampai cubitan kasih sayang kita hadirkan. Semuanya dilakukan tanpa paksa atau harus diminta. Sahabat - ya persahabatan aku artikan itu.

Kita bertemu karenaNya. Kita dipersaudarakan karenaNya. Ukhuwah yang menyandingkan kita. Mengingatkan satu sama lain. Meluruskan jalan yang salah. Merangkul dan menggandeng tangan supaya tak ada yang lepas dari jalan ini. Tak ingin menyakiti dan tak ingin disakiti. Bersama ingin menggapai mimpi dan cita. 

Satu hal yang menarik tak akan terlupa. 
Bumbu-bumbu manis di antara kita:
Es krim-Coklat-Bunga-daaaan "senyum manismu"
Si manis-Si ganteng
Lorong-lorong cinta Al-Iffah sampai TDP
Berkah-Bidadari-Waktu-B3/20

Aaaah.. kucoba menghela nafas ini.
Kita tlah di penghujung perjumpaan. Tak berarti kita tak akan bersua lagi. Tapi di sini, waktunya memantapkan langkah.  Kita semakin dekat dengan mimpi-mimpi kita. Mimpimu yang ingin menjadi pengusaha. Kau ingin mendirikan rumah sakit, panti asuhan dan memiliki masjid. Sedangkan mimpiku yang ingin menjadi seorang hafidzah, mempunyai madrasah, dan pesantren. Semoga kita mampu mewujudkan mimpi-mimpi kita. Aamiin. 

Sahabat, masih ada perjuangan setelah ini. Jika nanti kau lelah, tetaplah ingat Allah. Berkeluh kesahlah padaNya. Jika kamu dalam kondisi sulit, rapuh, dan merasa sendiri, kembalikan kepadaNya. Tetaplah berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan sunnah. Tersenyumlah sayang..

Jika nanti kau ingat masa-masa ini. Aku ingin menjadi bagian manis untukmu. Mungkin aku tak special. Tapi aku yakin ada cerita yang berwarna saat kau mengingatku. Terimakasih membersamaiku selama ini. I love you..

Waktu yang memisahkan kita. Do'a yang akan menjadi penguat. Biarkan hati kita tetap bertautan. Hingga pada akhirnya kita dipertemukan di surgaNya nanti.

Kota Hujan, 25 Desember 2014

Kita Berbeda

Cukup !
Keraguaanku lebih bertahta di pikiranku. Mengusik. Lagi-lagi hadir dan mengusik. Aku tak yakin mampu membersamaimu. Hatiku tak sejalan dengan pikiranku. Memang benar, hatiku menginginkanmu. Tapi, kau tak mampu memenuhi isi pikiranku. 

Kita memang berbeda.

Aku bergolongan darah A dan kamu B. Aku realistis dan kamu idealis. Aku tak pintar merangkai kata sepertimu. Aku belajar dari pengalaman dan kamu belajar dari kaca mata kuda yang berpegang teguh agama. Kamu dengan teorimu dan aku dengan kerja nyataku. Bagimu, aku selalu berpikiran negatif dan kamu selalu positif. Yaa seperti kutub, aku utara dan kamu selatan. 

Kita berbeda. 
Ntah perbedaan itu yang akan menjauhkan kita atau mungkin mendekatkan kita.

Aku perempuan. Aku lemah. Aku juga seperti manusia lainnya yang punya salah. Aku tak sempurna. Tapi, aku punya tekat kuat melawan kelemahanku. Aku bisa bangkit dan tegar. Bukan seperti karang yang berpura-pura tegar menahan gangguan dengan berdiam diri. Tapi aku ingin seperti ombak yang tak pernah menyerah menerjang karang. Ketegaran ombak ini adalah rasa sabar yang tak mengenal kata henti menghancurkan penghalang demi menggapai cita-cita. Aku juga ingin belajar supaya tidak terjatuh di lubang kesalahan yang sama. Beginilah aku, tak ada hal yang bisa kubanggakan.  

Sedangkan..

Kamu, makhluk ciptaan Allah sebagai pelengkap perempuan. Kamu yang selalu bilang, "Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus". Kamu dengan nasihat panjangmu. Kamu dengan segala teori yang memenuhi pikiranmu. Kamu yang serba tau apapun yang kutanyakan. Kamu yang penuh ide. Kamu yang smart. Kamu yang ceria dan semangat. Kamu yang selalu dilimpahkan kecukupan dan selalu merasa bersyukur atas segala nikmat. Kamu yang yang mampu bersabar dalam musibah. Kamu yang mengajarkan banyak hal. Kamu yang penyayang. Kamu yang selalu mengutamakan yang lain. Yaa kamu pemimpin. Pemimpin yang jujur dan adil. Kamuu, iya kamu. Tak ada habisnya menjelaskan tentangmu..

Kita berbeda. Jelas berbeda.

Yang perlu diingat, aku juga punya mimpi. Tapi aku tak pernah tau, apakah mimpiku sama atau berbeda denganmu..

Jika masih ada kesempatan, ingin kujelaskan siapa aku, siapa kamu dan apa hubungan kita.


Kamis, 23 Mei 2013

My Little Star


Sinarnya begitu terang, menerangi gelapnya malam. Cahyanya tak menyilaukan bahkan lebih menenangkan. Lakasana bintang malam, kau hadir menyinari. Sorot matamu menenangkan, pola tingkahmu membuat decak kagum lawan, senyum bibir yang mengembang membuat melayang yang memandang, namun satu  hal yang membuat selalu terngiang, mimpi - mimpimu yang menambah gairah orang tetap terkenang.

Kau bisikkan mimpi-mimpi indah. Kau ajarkan menggapai mimpi-mimpi itu. Kau katakan aku butuh tangga - tangga kecil untuk menggapainya. Kau hadir menemani langkah ini. Tak lupa kau sampaikan, ada tangan lain yang akan membantuku, mintalah pada-Nya. Jangan pernah berhenti berharap pada-Nya. Gantungkan mimpi pada-Nya.

Ada mimpi dibalik hadirmu - tetaplah jadi bintang kecilku.

Rabu, 22 Mei 2013

Mata Waktu

Detak jarum akan tetap berputar, ntah langkah kaki terpacu atau mungkin terhenti. Meski harus penglihatan ini tertutup tali yang kuat, berharap akan tetap ada mata hati yang menuntun ke cahaya terang. Bergeraklah. Jangan terlalu lama menyesali yang lalu, waktu akan menjawabnya. Jika harus kurelakan sepasang kaki ini supaya kau bisa berlari, maka akan kurelakan. Jika harus kurelakan sepasang bola mata ini supaya kau mampu melihat cantiknya dunia, maka akan kurelakan. Jika harus kurelakan ssepasang tangan sepuluh jari ini untuk menggenggam dunia, akan kurelakan. Namun, tak aka kuserahkan semua jika kau berhenti dan kalah dengan waktumu. Jangan takut memulai. Bergeraklah untuk perubahan yang terbaik. Jangan sampai kau menyesal suatu hari nanti. Jagalah waktumu.

Selasa, 21 Mei 2013

Hitam itu Silver

Alunan rintik hujan mengalun syahdu di tepi ruang pendengaranku. Berteman dinginnya malam, kucoba menggerakkan hati kecil ini mengenang satu waktu dikala dulu. Terkenang, akan tetap terkenang. Satu bukti yang meneduhkan kau berikan padaku, 'payung hitam silver'. 

Hitam, menakutkan. Layaknya makna duka yang kau berikan. Kubiarkan terpojokkan disudut pandang, enggan menoleh bahkan menyentuhnya lagi dan lagi. Andai hitam mampu mengungkapkan, dia akan menangis pilu yang tertahankan. Pintu hatiku terketuk pelan namun pasti. Kuberanikan jari-jariku menyentuh hitammu. Meraba lebih dalam, mencari kejujuran. Kutemukan kebenaran berbicara. Kau adalah silver yang bersembunyi dibalik hitammu. Kau meneduhkanku dikala hujan membasahi dan dikala terik sinar mentari yang menyinari. Tetaplah seperti itu, menenangkan bagiku. 

Selasa, 26 Februari 2013

Belajar Menata Hati

Layaknya seorang akhwat yang melakukan sesuatu lebih sering menggunakan perasaan dan hati dari pada akal fikiran. Tak semuanya salah. Sifat keibu-ibuan itu tidak selalu muncul di saat yang tepat dan pada ruang yang tepat. Butuhnya belajar menata hati. Islam mengajarkan semuanya secara rinci. Dengan sabar disaat kena musibah, bersyukur jika mendapat berkah, ikhlas, lapang dada, semuanya harus diletakkan pada posisi yang benar. Penjagaan hati harus kuat, bukan hanya jasadnya yang butuh asupan makan, tapi ruhiyah juga memerlukan makan. Cengeng, sedih atau air mata merupakan penyejuk hati, dengan menangis akan melunakkan hati. Jangan sampai hati kkita beku, keras dan angkuh. Tetaplah jadi pribadimu yang sesuai dengan agamamu.  

Kamis, 05 Januari 2012

Sebuah puisi untuk Pefira

 Kurindukan..
Sekuntum mawar dalam sebuah harapan..
Mekar di pagi hari menyambut datangnya mentari..
Semerbak sepanjang hari tuk meramaikan suasana taman hati..
Tak layu di malam hari bersama purnama yang menerangi bumi..


Kurindukan..
sekuntum mawar dalam genggaman..
Kelopaknya bukan gemerlap materi tapi kasih sayang Ilahi..
Mahkotanya bukan kilauan intan permata tapi cahaya pekerti..
Duri - durinya bukan kesombongan tapi pembenteng diri..


Kurindukan..
Sekuntum mawar dalam keindahan..
Dalam kemuliaan abadi..
Dalam kesucian kasih Ilahi..
Dalam kemurnian cinta hakiki..


Kurindukan..
Sekuntum mawar dalam keinginan..
Sebagai teman sepanjang zaman..


Kurindukan..
Sekuntum mawar dalam lantunan doa..
Kelak kan hadir di depan mata..


Dalam hati kuberharap..
Kaulah sekuntum mawar itu..
Jagalah hati..
Hingga tiba waktu harapan datang..